Kamis, 19 Februari 2015

International Sustainability and Carbon Certification (ISCC)


transparansi.jpg


Pertama kali didirikan pada tahun 2010, ISCC merupakan sertifikasi internasional untuk biomassa dan bioenergi dan khususnya rantai pasokan biofuel.

Sertifikasi ini dikonsep untuk mengatasi isu kelestarian sosial-ekonomi yang muncul karena biofuel cukup popular saat ini. ISCC mencakup topik-topik seperti pengurangan emisi gas rumah kaca (GHG), pemanfaatan lahan yang lestari, perlindungan kekayaan alam dan kelestarian sosial. 

Lebih dari 250 pihak-pihak yang terkait dari Eropa, Amerika dan Asia Tenggara memberikan kontribusi terhadap pengembangan sertifikasi, memastikan skema sertifikasi diterima secara universal dan praktek implementasi skema ini. 

Sertifikasi ini berlaku di pasar Jerman dan Eropa karena sesuai dengan European Renewable Energy Directive (EU RED) dan German Sustainability Ordinances (BioNachV). 

Renewable Energy Directive (RED) 
Kewajiban pembaharuan energi telah ada sejak tahun 2009, ketika Uni Eropa menciptakan sebuah rencana ambisius untuk mengembangkan pembaharuan energy yang terikat secara hukum, yang bertujuan untuk mendapatkan 20% energi dari usaha pembaharuan , sumber energi rendah karbon pada tahun 2020. Energi yang dapat diperbaharui adalah energi yang berasal dari angin, solar, hidro-listrik dan pasang surut daya, serta energi panas bumi dan biomassa. 

Umumnya dikenal sebagai Renewable Energy Directive (RED), undang-undang mewajibkan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari produksi dan penggunaan biofuel minimal harus 35% lebih rendah dibandingkan dari bahan bakar fosil. Pada tahun 2017, target ini akan meningkat menjadi 50%. Biofuel tidak boleh diproduksi dengan menggunakan bahan baku dari lahan dengan nilai keanekaragaman hayati yang tinggi atau stok karbon. 

Senin, 16 Februari 2015

Sertifikasi ISCC untuk Kelapa Sawit


Perkebunan Kelapa Sawit
ISCC (International Sustainability & Carbon Certification) merupakan sistem sertifikasi bertaraf internasional pertama untuk membuktikan “sustainability”, “traceability” dan penghematan dari efek gas rumah kaca untuk segala jenis produksi biomass (energi yang terbarukan). CPO bersertifikasi ISCC berpotensi untuk mendapatkan premium sekitar 20 – 30 dolar AS per metrik ton dari harga di pasar dunia.

ISCC menjelaskan peraturan dan prosedur untuk sertifikasi biomassa dan bioenergi dalam bahan bakar dan sektor listrik, yang bertujuan mengurangi gas rumah kaca, pengelolaan lahan yang berkelanjutan dan perlindungan habitat alam.  Sertifikakasi tersebut bersifat independen, yang dilakukan oleh lembaga sertifikasi dan diakui BLE yang bekerja sama dengan ISCC.  Audit dilaksanakan berdasarkan prosedur terdokumentasi dan daftar periksa ISCC yang telah dikembangkan

Biofuels Ilustration
Tujuan dari ISCC adalah untuk pembentukan system yang berorientasi internasional, praktis, dan transparan untuk sertifikasi biomassa dan bioenergi.  ISCC difokuskan pada :
  •  Pengurangan gas rumah kaca,
  •  Pengelolaan lahan berkelanjutan,
  •  Perlindungan habitat alam dan
  •  Keberlanjutan sosial
ISCC diuji dalam fase uji coba selama dua tahun, dan pada 18/01/2010 telah dilakukan sistem sertifikasi pertama untuk Ordonansi Keberlanjutan Biofuel (Biofuel Ordonansi Keberlanjutan) oleh Badan Federal untuk Pertanian dan Pangan (BLE). Jadi ISCC telah berjalan sejak awal 2010 dan telah mengeluarkan lebih dari 200 sertifikat (Februari 2011).

ISCC dapat digunakan untuk segala bentuk biomassa.  Di antaranya tanaman klasik untuk produksi energi termasuk gandum, tebu, jagung, kedelai, dan kelapa sawit.

Kriteria Sertifikasi ISCC :
1. Persyaratan mengenai sustainability
Penanaman untuk produksi biomassa harus mematuhi persyaratan sustainability, yakni:
–Perlindungan terhadap area HCV
–Perlindungan terhadap area dengan stok karbon yang tinggi
–Perlindungan terhadap lahan gambut, dan
–Pengelolaan kebun yang berkelajutan
Standar-standar yang harus dipenuhi dituangkan dalam dokumen ISCC 202 Sustainability Requirements for the Production of Biomass
 
2. Persyaratan mengenai reduksi emisi gas rumah kaca dan metodologi perhitungannya
Untuk pemenuhan persyaratan ini, produksi biomassa cair harus dapat mereduksi emisi gas rumah kaca sebesar 35%. Oleh karena itu dibutuhkan data-data seperti:
–Kebutuhan bahan energi (pemupukan, transportasi operasional, listrik dan pompa, land application)
–Peralatan yang mengakibatkan munculnya emisi (genset, transport operasional, transport buah, dll)
Standar-standar yang harus dipenuhi dituangkan dalam dokumen ISCC 205 GHG Emissions Calculation Methodology and GHG Audit.
 
3. Persyaratan mengenai traceability (penelusuran)
 Asal mula biomassa berkelanjutan (dalam hal ini adalah TBS) yang digunakan untuk memproduksi biomassa cair harus ditelusuri melalui berbagai tahap produksi dan pasokan sampai ke produksi biomassa tersebut.
Standar-standar yang harus dipenuhi mengenai sistem penelusuran tertuang dalam dokumen ISCC 203 Requirements for Traceability. Sedangkan metodologi perhitungan mass balance tertuang dalam dokumen ISCC 204 Mass Balance Calculation Methodology.

Pelajari lebih lanjut di www.iscc-system.org