Selasa, 05 Juni 2012

Produksi Kopi Arabika Gayo Ditargetkan Dua Ton Per Hektar

Banda Aceh – Produksi kopi arabika petani di dataran tinggi “Tanah Gayo” yang meliputi Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah ditargetkan bisa mencapai rata-rata dua ton/hektare per tahun.
“Berbagai upaya untuk meningkatkan produksi kopi terus dilakukan, salah satunya melalui pelatihan dan pendidikan bagi puluhan ribu jiwa petani di daerah itu,” kata Ketua Forum Kopi Aceh (FKA) Mustafa Ali yang dihubungi dari Banda Aceh, Senin (4/6.
Selama ini, katanya, rata-rata produksi kopi dari lahan masyarakat petani di dataran tinggi “Tanah Gayo” itu berkisar 700 ton/hektare per tahun.
Salah satu upaya meningkatkan produksi kopi itu melalui pelatihan dan pendidikan yang dilakukan FKA bekerja sama dengan International Organization for Migration (IOM) yang ditargetkan sekitar 2.000 petani di Aceh Tengah dan Bener Meriah.
“Program itu sudah dan sedang berjalan. Para petani itu akan mendapat pengetahuan tentang bagaimana cara budidaya tanaman kopi , termasuk pemangkasan daun, penanggulangan hama penyakit, masa dan pascapanen serta membuat pupuk kompos,” kata dia menjelaskan.
Dari dua daerah lumbung kopi arabika di provinsi ujung paling barat Indonesia itu masing-masing akan didik 1.000 petani. “Kita berharap para petani yang telah memperoleh pendidikan itu bisa menggerakkan kelompok tani lainnya,” kata Mustafa Ali.
Ia mengatakan, areal tanaman kopi di Aceh Tengah tercatat seluas sekitar 48 ribu hektare yang tersebar di seluruh kecamatan dengan keterlibatan masyarakat sebagai petani komoditas ekpor tersebut sedikitnya 33.00 kepala keluarga (KK).
Sementara jumlah lahan kopi di Bener Meriah mencapai 39 ribu hektare dengan keterlibatan masyarakat sebagai pemilik kebun tercatat 29.000 KK di wilayah tersebut.
Selain dua daerah dataran tinggi “Tanah Gayo”, budidaya tenaman kopi khususnya jenis arabika juga dilakukan masyarakat di Kabupaten Gayo Lues dengan luas areal sekitar 7.500 hektare dengan petaninya mencapai 4.000 KK.
“Artinya, tanaman kopi khususnya arabika menjadi andalan perekonomian masyarakat di dataran tinggi Tanah Gayo hingga masa mendatang, apalagi harga komoditas itu memiliki nilai tinggi dipasaran dunia saat ini,” kata Mustafa Ali.

2 komentar:

  1. yang bner nulisnya, "bisa mencapai rata-rata dua ton/hektare per tahun." rata-rata produksi kopi dari lahan masyarakat petani di dataran tinggi “Tanah Gayo” itu berkisar 700 ton/hektare per tahun"
    pembaca jadi bingung

    BalasHapus
    Balasan
    1. Namanya juga harapan! Sekarang ini sudah ada yang produksinya mencapai 2 ton/ ha. Kalau mau pembuktian silakan berkunjung ke Takengon dan gratis :)

      Hapus